Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung, Mengangkat Kearifan dan Memberdayakan Perempuan

Date:

Kabupaten Pandeglang yang memiliki ikon badak cula satu, selama ini dikenal dengan sejumlah tempat wisata alam, seni tradisional dan kebudayaan lokal. Inilah yang melatari sejumlah pegiat batik di Pandeglang untuk mendirikan Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung. Di tempat ini dibuat batik khas Pandeglang.

Meski masih terbilang seumur jagung–karena baru didirikan 21 April 2015–tekad Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung patut diapresiasi. Sanggar yang diketuai Toto (45) ini, selain ingin mengangkat dan melestarikan kearifan lokal, juga memerdayakan kaum perempuan yang selama ini menjadi binaan PKK.

Sanggar tersebut berdiri di Kampung Cikadu, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Saat ini Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung memiliki 45 motif cap dan 40 motif yang menggangkat khas kedaerahan seperti, kesenian, kuliner, debus, badak Ujung Kulon dan lain lain.

“Motif yang kita ambil dari budaya, kesenian, debus, badak ujung kulon, dan khas desa kami. Contoh di Cikadu ini banyak pengrajin keripik pisang, maka kita angkat jadi motif (pisang),” Kata Toto kepada Banten Hits, Sabtu (27/9/2015).

Selain berkeinginan memberdayakan ibu-ibu binaan PKK di sekitar sanggar, Toto menceritakan, dirinya memiliki ide kuat untuk membuat batik khas Pandeglang, supaya batik tersebut bisa dijadikan oleh-oleh wisatawan dari Pandeglang.

“Awalnya dari pembina kita. Suatu hari (berkunjung) ke Tanjung Lesung. Kemudian ketika pulang dari Tanjung Lesung kita bingung, kok gak ada oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Kkemudian karena pembina kita bergerak di batik, munculah ide membuat batik Pandeglang,” ungkapnya.

Menurut Toto, Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung kini telah memiliki enam guru batik dan 30 orang pecanting, mulai dari ibu-ibu sampai pelajar. 

“Kita punya program (membatik) dijadikan (kegiatan) esktra kulikuler untuk sekolah sekitar,” katanya.

Batik yang dihasilkan Sanggar Batik Cikadu Tanjung Lesung ini dibandrol dengan harga variatif. Untuk batik bercap misalnya Rp 120 ribu per potong, sementara batik tulis Rp 80 ribu per potong.

Toto juga berkeinginan, masyarakat setempat tidak hanya menjadi penonton saat kawasan ekomoni khusus (KEK) berlangsung, menyusul peresmian KEK oleh Presiden Joko Widodo, Senin (23/2/2015) lalu. (BACA JUGA : Disediakan Gong, Jokowi Pilih Ketuk Mic Resmikan KEK Tanjung Lesung)

“Kita ingin menjadikan Cikadu menjadi sentral batik bukan hanya di Pandeglang, tapi di Banten juga,” ujar Toto.(Rus)

 

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...