‘Hitam Putih Jejak Rangkasbitung’; Napak Tilas Sebuah Kejujuran Sejarah

Date:

Banten Hits  – Sekitar 37 perupa yang berasal dari 4 Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten dan perupa yang berasal dari Bali akan memamerkan sejumlah hasil karyanya pada pameran seni rupa ‘Hitam Putih Jejak Rangkasbitung’ yang digelar di Aula Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lebak, 22-24 Mei 2015.

Dalam pameran yang mengambil 2 tema namun dalam satu kesatuan tersebut, para perupa hanya akan menggunakan 2 warna saja yakni hitam dan putih.

Selain menggunakan 2 warna yang merupakan warna dasar dari setiap komposisi warna, para perupa juga akan memamerkan karyanya yang berkaitan dengan sejarah Kabupaten Lebak.

Lalu, apa sebenarnya makna tema dan konsep hitam putih yang digabungkan dengan tema lainnya yakni Jejak Rangkasbitung dalam pameran yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Lebak (DKL) bersama Delima Studio tersebut.

Ketua DKL, Dede Abdul Majid, mengatakan, penggunaan warna hitam putih sebagai dua warna adikrodati dimaksudkan, bahwa seyogyanya sesuatu hal harus dilihat dengan kejujuran.

“Di kedalaman diri manusia tentu memiliki sebuah sifat kebaikan, yakni kejujuran. Warna hitam putih itu adalah sebuah warna yang memaknai kejujuran,” kata Dede.

Sementara, penggunaan tema lain yakni Jejak Rangkasbitung adalah bertujuan menelisik sisi histori Kabupaten Lebak, terutama Rangkasbitung.

“Ini bedanya, saat kita berkunjung nanti kita juga akan belajar bagaimana sejarah Lebak, kemudian bagaimana orang Bali atau Tangerang menilai sejarah Rangkasbitung. Mereka sebelumnya mencari literatur dan searching tentang Lebak sampai mereka pun mampu membuat karya tentang Lebak. Jadi, bukan hanya artistik maupun seni nya saja, tapi ada juga nilai historynya yang kuat yang tidak dimiliki oleh pameran lain. Bisa dibilang, baru Lebak yang pertama dengan konsep seperti ini,” paparnya.

Lebih jauh ia menerangkan, Jejak Rangkasbitung merupakan sebuah napak tilas sejarah. Untuk itu, sebuah sejarah tentunya harus dilihat dengan sebuah kejujuran. Pasalnya, tak jarang ada informasi tentang sejarah yang juga salah tafsir, lantaran adanya analogi sejarah yang diputarbalikkan.

“Mudah-mudahan, dengan pameran hitam putih ini, orang akan melihat history yang dilihat oleh masyarakat luar dari segi yang sangat jujur sekali,” tutupnya.

Nah, bagi anda penyuka seni sekaligus ingin tahu bagaimana para perupa ini menggambarkan sejarah Kabupaten Lebak. Rasanya, tidak salah untuk anda berkunjung ke pameran tersebut. Menikmati sentuhan karya seni sekaligus menambah wawasan tentang sejarah tentunya. (Uud)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Tahu Ragam Produk Batik Khas Kota Tangerang? Datanglah ke Kampung Batik Kembang Mayang!

Berita Tangerang - Bagi Anda yang ingin mengetahui ragam...

Mengenal Golok Sulangkar Khas Baduy yang Mematikan: Hanya Bisa Dimiliki ‘Orang-orang Terpilih’

Lebak- Kekayaan alam dan budaya baduy memang seksi untuk...

Akhir Pekan Ala Aleg PKS Banten, Blusukan ke Wilayah Pelosok Lebak hingga Turun Ronda

Lebak- Iip Makmur, Anggota DPRD Provinsi Banten memutuskan untuk...

KPJ Rangkasbitung Rilis Lagu saat Pandemi Corona, Judulnya ‘Jangan Mudik Dulu’

Lebak- Kelompok Penyanyi Jalan (KPJ) Rangkasbitung merilis sebuah lagu...