Pandeglang – Hampir dua tahun, Irna Narulita bersama wakilnya Tanto Warsono Arban memimpin Kabupaten Pandeglang. Membangun daerah yang menyandang status sebagai daerah tertinggal dengan anggaran terbatas tentu bukan perkara mudah.
Mempermudah proses perizinan menjadi salah satu jurus Irna menggaet investor agar mau menanamkan modalnya. Selain dalam rangka mewujudkan pembangunan yang merata, investasi dinilai akan berdampak positif karena membuka lapangan pekerjaan sebagai upaya mengatasi pengangguran.
BACA JUGA: Pandeglang Bakal Nyaman Investasi, Irna: Jangan Cari Kerja ke Luar
Meski telah membuka keran investasi dan berhasil memikat sejumlah investor asing. Akan tetapi diakui Irna, hal itu tidak mudah dilakukan. Kehadiran investor justru menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat. Ada yang mendukung, namun ada pula yang menolak karena dianggap hanya akan merugikan. Contohnya saja, polemik pembangunan pabrik PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup).
“Investasi asing baru mau masuk sudah ditolak. Kadang, kalau pemahamannya belum sampai malah nyebut bupati kapitalis lah dan sebagainya,” kata Irna saat membuka Rakor TTPKS, Rabu (25/10/2017).
BACA JUGA: Dua Investor Asing Lirik Kabupaten Pandeglang
Irna pun mengaku bingung bagaiamana memajukan Pandeglang jika kehadiran investasi selalu ditolak. Sementara di sisi lain, ia bersama Tanto dituntut memenuhi janji-janji saat kampanyenya dulu, yakni mensejahterakan masyarakat.
BACA JUGA: Kemiskinan dan Pengangguran di Pandeglang Turun Berkat Dana Desa
“Saya dan Pak Wakil bingung harus berbuat seperti apa. Kita ingin berusaha Pandeglang ini maju, sementara kebutuhan serapannya sangat terbatas,” terang Irna.(Nda)