Seminar Kebangsaan “Peran Mahasiswa Menjaga NKRI dari Khilafah”

Date:

Serang – Awal tahun 2017 merupakan tahun yang menguji kekuatan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Sejumlah isu sensitif, krisis persatuan kian mengemuka ketika masyarakat dibenturkan dengan ego dan kepentingan.

Pendiri bangsa secara tegas mendefinisikan persoalan kebangsaan, bahwasanya Indonesia bukan milik satu agama. Indonesia juga juga bukan milik satu orang ataupun kelompok etnik tertentu.

“Atas dasar itu, pemerintah memutuskan untuk membubarkan dan melarang kegiatan yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),” kata Ketua LM Wisma Universitas Serang Raya (Unsera) Wawan Saputra dalam sebuah seminar kebangsaan bertemakan “Peran Mahasiswa dan Masyarakat dalam Menjaga Keutuhan NKRI dari Khilafah”, di Gedung Pramuka Cikulur, Kota Serang, Selasa (23/5/2017).

Wawan meyakini, keputusan tersebut setelah melalui proses pengkajian yang panjang dalam mempelajari dan mengarahkan sesuai regulasi ormas dan ideologi Pancasila.

“Ada tiga alasan pemerintah membubarkan HTI. Pertama, HTI dinilai tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan untuk tujuan nasional. Kedua, HTI terindikasi bertentangan dengan tujuan, azas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan aktivitas HTI dinilai menimbulkan benturan di masyarakat dan membahayakan keutuhan NKRI,” beber Wawan.

“Mahasiswa punya posisi strategis menjawab tantangan ke depan dengan kecakapan dalam menyelesaikan konflik, mengedepankan persatuan demi mewujudkan perdamaian sesuai cita-cita pendiri bangsa,” sambungnya.

Namun kata dia, peran pemuda saha tak cukup menjaga persatuan dan kesatuan. Diperlukan integrasi pemahaman lintas generasi untuk saling menguatkan dan menjaga spirit persatuan Indonesia.

Dengan dialog melalui pendekatan persuasif lintas etnik dan generasi menjadi hal utama dalam menjawab kesenjangan pemahaman yang terjadi.
“Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah pondasi kita bersama menyelesaikan konflik dan menjawab krisis

“Kegiatan ini kamu lakukan sebagai refleksi Hari Kebangkitan Nasional,” jelasnya.

Ketua GMNI Banten, David mengingatkan, agar mahawasiswa menggali Pancasila di alam akar sejarah peradaban bangsa Indonesia.

“Sesuai pesan Bung Karno ‘Gotong royong jadi akar peradaban bangsa Indonesia’, ucapnya.

Sementara itu, Sekjen MUI Kota Serang Amas Tadjuddin berharap, diskusi tersebut Sebagai sarana bagi masyarakat khususnya mahasiswa menemukan kebenaran.

“Isu-isu yang sedang mencoba menggoyahkan bangsa ini, saya minta waspadalah karena kita sedang di adu domba,” imbaunya,

Ia juga mendukung pembubaran HTI jika dinilia organisasi tersebut bertentangan dengan Pancasila.

“Serahkan semua kepada pemerintah yang mempunyai kewenangan,” pesannya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...

Pemindah-tanganan Aset Karantina Hewan Pemkab Tangerang yang Kini Diduga Dikuasai Pengembang Masih Misterius

Berita Tangerang - Proses pemindah-tanganan aset milik Pemkab Tangerang...