Bertahun-tahun Warga di Rangkasbitung Lebak Tinggal di Gubuk Reyot

Date:

Lebak – Meski tinggal tak jauh dari pusat pemerintahan. Sahroni (50) hanya bisa pasrah dengan kondisi tempat tinggalnya. Sudah berkali-kali mengajukan bantuan, namun gubuk reyot yang menjadi tempat berlindung Sahroni dari panas dan hujan tak juga kunjung dilirik pemerintah setempat.

Pria paruh baya warga Kampung Jaura, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung ini bukan tak mau memperbaiki tempat tinggalnya yang sudah hampir 6 tahun itu rusak dan nyaris ambruk. Namun, penghasilannya sebagai penjual ikan hanya mampu mencukupi makan sehari-hari.

“Sudah 5 tahun lebih rusak begini. Orang desa (pemdes-red) sudah ngecek, tapi sampai sekarang belum ada perbaikan,” ujar pria yang akrab disapa Sayuti kepada awak media, Rabu (22/3/2017).

Sahroni mengaku kerap khawatir dan cemas jika gubuknya tiba-tiba ambruk saat hujan disertai angin kencang. Bagaimana tidak, beberapa sudut gubuk sudah harus ditopang.

“Kalau hujan sih sudah pasti bocor di sana-sini, di dalam rumah udah tergenang, dan yang paling saya khawatirin takut ambruk. Sehari Rp30 ribu, mana cukup untuk perbaiki rumah, buat makan aja kadang kurang,” tuturnya.

Kekhawatiran kehilangan tempat tinggal dirasakan Sahroni bersama istrinya Nurhasanah (40), dan empat orang anaknya. Lebih memprihatinkan, keluarganya menderita penyakit kulit yang menyerang bagian kaki dan kepala.

“Udah satu tahun sakit kulit, gatal, panas dan berdarah apalagi kalau keringetan. Sudah berobat, tapi belum sembuh-sembuh juga,” ucapnya.

Kepala Desa Rangkasbitung Timur, Eneng Kurniawati mengaku, tahun ini telah mengajukan bantuan perbaikan sebanyak 200 unit rumah ke Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim).

“Kuota di dinsos sudah habis, makanya kita ajukan ke Perkim jadi tinggal tunggu realisasi saja, semuanya sudah kita data,” katanya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related