Irna Pastikan Pemerintah Jamin Biaya Pengobatan Riska dan Firman

Date:

Pandeglang – Bupati Pandeglang, Irna Narulita memastikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang akan menanggung seluruh biaya pengobatan Riska (16) gadis penderita pembuluh darah dan Firman penderita Distrofi Muskular Progresif (DMP), di Kelurahan Kabayan, Kecamatan Pandeglang.

“Seluruh biaya pengobatan dan operasi akan ditanggung jaminan kesehatan. Untuk biaya selama mendampingi di rumah sakit pun insya Allah kami bantu,” kata Irna yang meminta RSUD Berkah merujuk Riska ke RSCM Jakarta. 

Selain kesehatan, Irna menginginkan keduanya juga mendapatkan pendidikan. Irna berpesan, setelah sembuh keduanya harus bersekolah kembali.

“Nanti ibu akan bantu biar bisa sekolah,” ucap Irna, Selasa (10/1/2017).

Terkait dengan Firman yang mengalami kelemahan otot karena degenerasi progresif. Irna menginstruksikan UPT Puskesmas Cikole, RSUD dan Dinkes Pandeglang, agar Firman menjalani fisioterapi secara continu dengan difasilitasi kursi roda.

“Ini kan kendalanya pada otot, jadi harus digerakkan. Jadi ibu mohon Firman dibawa ke fisioterapi,” katanya.

Sementara itu, Dirut RSUD Berkah Pandeglang, Firmansyah mengaku akan secepatnya merujuk Riska ke RSCM.

“Kami akan fasilitasi semuanya sesuai yang diinstruksikan ibu bupati. Mulai dari operasional, biaya pengobatan dan perawatannya,” kata Firman.

Kepala UPT Puskesmas Cikole, Marfuah menjelaskan, penyakit yang diderita Firman merupakan penyakit turunan. Proses penyembuhannya, memang harus dilakukan dengan terapi.

Kondisi tubuh Riska pada bagian bokong dan perut yang semakin membesar membuat gadis yang tinggal di Kampung Cikole, Kelurahan Kabayan ini tak berani melanjutkan pendidikannya ke tingkat pertama.

Anak kelima dari tujuh bersaudara ini divonis mengidap tumor pembuluh darah. Ditambah lagi, dengan penghasilan orangtua Riska, Muheri dan Wati yang tak seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi sehari-hari.

Sejak berusia lima tahun, benjolan kecil memang sudah tumbuh di punggung Riska. Semakin hari, benjolan tersebut semakin membesar. Karena mengkhawatirkan, pada tahun 2010 dengan bekal kartu Jamkesmas Riska dibawa ke RSCM.

Namun sayang, rumah sakit tak mengambil tindakan operasi terhadap Riska. Penghasilan sang ayah yang hanya sebagai kuli bangunan membuat gadis yang ingin menempuh pendidikan agama di pondok pesantren tersebut urung dioperasi.

“Buat kebutuhan sehari-hari saja kami masih kurang,” ujar Wati.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...