Cilegon – Ribuan buruh PT Indoferro, di Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, tak bisa masuk ke dalam area perusahaan, Jumat (21/7/2017). Mereka tertahan lantaran pintu gerbang tertutup.
Lebih mengagetkan buruh perusahaan pelebur material nikel ini adalah, di pintu gerbang perusahaan terpampang surat keputusan perusahaan yang ditandatangani Direktur PT Indoferro, David Cornelius. Surat bernomor: A/17/VII/IF-DIR/002 tersebut berisi keputusan perusahaan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Kami menolak keras PHK sepihak ini dan manajemen perusahaan mengatakan perusahaan tidak lagi beroperasi. Seharusnya, meskipun perusahaan lock out (tutup), harus ada aturan dan tahapan yang ditempuh,” kata Wakil Ketua SBSI Indeferro, Kiki Kurniawan.
Buruh menilai, banyak kejanggalan pada PHK yang dilakukan perusahaan.
“Di pengunguman itu kita ditawari “yang mau di PHK silakan mengurus administrasi pesangonnya di Serpong”. Lalu, tidak ada manajemen perusahaan yang datang menemui kami, hanya lawyer. Masa menutup perusahaan sebesar ini kayak menutup warung,” ketus Kiki.
Buruh menuding, PHK diakarekana UU dan kebijakan pemerintah tentang ekspor mineral mentah yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian besar.
“Kita tidak merasa di PHK. Kita akan tetap bekerja seperti biasa dan menyampaikan persoalan ini ke disnaker,” tegasnya.
Ketua SBSI Indoferro, Isro menjelskan, ada 1.200 buruh yang akan terkena dampak langsung akibat perusahaan berhenti beroperasi.
“Kalau kami di PHK bagaimana nasib istri dan anak kami. Kami berharap perusahaan bisa beroperasi lagi,” pintan Isro.(Nda)
