Palembang – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten belajar ke Pemprov Sumatera Selatan (Sumsel) terkait pembangunan Jakabaring Sport City (JSC) yang dalam pembangunannya banyak melibatkan pihak swasta dan pihak-pihak lainnya untuk ikut berpartisipasi membantu dana pembangunan hingga biaya perawatan fasilitas olahraga.
Pemprov Banten sendiri akan membangun sport center di Desa Kemanisan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang. Dibangun di atas lahan seluas 60 hektar, pembangunan sport center di Banten diperkirakan akan menelan dana Rp1,8 triliun dengan penganggaran dilakukan secara multi years dan pada APBD 2018 telah dialokasikan dana Rp100 miliar.
“Kami ingin serius belajar mengenai bagaimana Jakabaring bisa dibangun secara bersama-sama, melibatkan pihak-pihak lain tanpa membebani seluruhnya kepada APBD,” kata Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy saat kunjungan kerjanya ke Sumsel yang diterima Asda III Sumsel, Nadjib, Rabu (22/11/2017).
Dana yang dibutuhkan tersebut kata Andika, berdasarkan Detail Engineering Design (DED) saat ini. Tidak menutup kemungkinan, anggaran yang dibutuhkan sport center akan bertambah setelah ia melihat JSC.
“Kita ingin sport centre yang lebih bagus, jadi kebutuhan anggarannya bisa membengkak,” ujarnya.
Meski demikian, Andika mengaku, dengan besaran dana untuk kebutuhan saat ini saja dinilai sudah cukup besar. Kata dia, APBD Banten sekitar Rp11 triliun juga dibutuhkan untuk memberikan kebutuhan pelayanan dasar, seperti; pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
“Belum lagi kalau kita bicara biaya perawatannya. Fasilitas olahraga berkelas nasional dan internasional tentu biaya perawatannya juga tidak murah. Kalau semua ditanggung APBD, saya yakin tidak akan bagus,” ungkapnya.
Pembangunan JSC telah menelan dana tak kurang dari Rp10 triliun.
“APBD kami saja hanya Rp8 triliun, tidak akan cukup untuk membangun Jakabaring,” ujar Najib.
Untuk itu, Pemprov Sumsel menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan, baik BUMN maupun swasta, selain juga terus membidik anggaran pemerintah pusat yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur, khususnya di bidang keolahragaan.
“Jadi ini kita gotong-royong, dari swasta ya kami minta CSR. Para kepala dinas kami ini bisa dibilang kerjannya lebih banyak nongkrongin kementerian daripada di kantornya, Ujar Najib.
Menurutnya, pemerintah daerah dan masyarakat memiliki kewenangan untuk meminta bantuan kepada perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut sepanjang sesuai dengan regulasi yang ada.
“Khusus untuk CSR ini kan secara umum memang jelas juga ada undang-undangnya,” ungkap Najib seraya menambahkan sejumlah perusahaan yang membantu dalam pembangunan JSC, seperti; Conoco Philips, PT Pertamina, PT Bukit Asam dan PT Sinar Mas.
Jakabaring Sport City adalah kompleks dari berbagai fasilitas olahraga di atas lahan seluas 325 hektar yang terletak di wilayah Seberang Ulu, 5 km dari pusat Kota Palembang.
Kompleks olahraga ini merupakan tempat penyelenggaraan PON XVI 2014 dan SEA Games XXVI 2011. Di dalam kompleks ini terdapat Stadion Gelora Sriwijaya. Stadion berkapasitas 40 ribu orang tersebut merupakan stadion terbesar ketiga se-Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Utama Palaran. Kompleks olahraga ini juga menjadi tempat sekunder untuk penyelenggaraan Asian Games 2008.
Selain Stadion Gelora Sriwijaya, fasilitas lainnya di JSC adalah stadion lapangan tenis Bukit Asam, stadion atletik, stadion akuatik, GOR Ranau (badminton) dan GOR Dempo (Senam). Kemudian arena Baseball dan Softball, stadion menembak, arena ski air, voli pantai, panjat dinding, arena sepatu roda, arena petanque, bowling dan sirkuit international Jakabaring (dalam proses). Kawasan ini pun dilengkapi fasilitas pendukung seperti wisma atlet dan Sport Science.(Nda)
