Biola Pun Kini “Blusukan” ke Tempat Olahraga

Date:

Terik matahari masih terasa di kulit. Lapangan Ahmad Yani, Kelurahan Sukarasa, Kota Tangerang, seperti biasa ramai dengan aktivitas warga. Ada yang berolahraga, ada juga yang hanya duduk bersantai sambil bercengkrama.

Saat matahari mulai redup, dari selasar lapangan sekelompok orang bersiap dengan biola di tangan. Jreng. Biola dimainkan. Nada-nada klasik pun mengalun indah di antara aktivitas warga. Angin sepoi-sepoi. Suara biola semakin terdengar asoi.

Pertunjukan biola di lapangan olahraga oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya Komunitas Biola Tangerang (KBT), seolah meruntuhkan stigma biola yang elitis, yang hanya bisa ditonton di panggung-panggung konser yang megah dan mahal. 

Sore itu, Lapangan Ahmad Yani seperti penuh warna warni. Ada konser mini para pecinta biola, ada pehobi olahraga yang sedang berlatih, ada juga yang hanya memanfaatkan sore untuk berinteraksi. Lapangan Ahmad Yani belakangan memang telah menjelma sebagai ruang publik yang efektif. Inilah miniatur demokrasi di Kota Tangerang.

Jika Anda penggemar biola atau ingin belajar bola secara santai di pinggir lapangan, datanglah ke Lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang pada Sabtu jam tiga sampai jam lima sore dan Minggu jam tujuh malam sampai jam sembilan malam. Pada jam-jam tersebut itulah para anggota KBT berlatih.

Keberadaan Lapangan Ahmad Yani sebagai ruang publik untuk berinteraksi, turut mendorong terciptanya komunitas ini. Para anggota KBT bergabung dengan komunitas ini setelah tertarik dengan pertunjukan KBT di lapangan ini. Seperti diakui, Sanas (10), salah seorang anggota KBT.

“Tertarik musik ini karena aku sering lewat di Lapangan Ahmad Yani. Terus ada yang main biola. Kayaknya seru. Lalu aku ikut deh di komunitas KBT,” ucap Sanas.

Awalnya, Sanas merasa kesulitan untuk memainkan biola. Maklum alat musik itu baru dia kenal di komunitas itu. Seiring waktu, Sanas yang semakin mencintai alat musik gesek itu kini makin piawai memainkannya.

Agnes (27), pelatih biola di KBT mengatakan, KBT sengaja menyasar ruang-ruang publik untuk aktivitas latihan mereka supaya Lapangan Ahmad Yani sebagai alun-alunnya Kota Tangerang lebih hidup dengan kegiatan.

“Kota Tangerang kan punya alun-alun, tapi dulu kok alun-alun sepi banget ya. Gak ada kegiatan. Beda dengan kota lain yang memang banyak kegiatan. Akhirnya kita pikir, kenapa gak kita manfaatin fasilitas ini untuk kegiatan publik juga,” terang Agnes.

Agnes juga menyerukan, KBT membuka pintu seluas-luasnya bagi peminat biola untuk bergabung bersama mereka. Komunitas ini juga diharapkan menjadi wadah pecinta biola untuk berkarya.

Keberadaan komunitas-komunitas seperti KBT di Kota Tangerang, secara tidak langsung telah menciptakan salah satu indikator kota yang layak huni.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Cantik tapi Tetap Syar’i? Mulailah Koleksi Karya-karya Dwi Hapsari Ini!

Berita Tangerang - Bisa terlihat cantik dan syar'i merupakan...

15 Kedai Lokal Siap Unjuk Gigi di Festival Kopi Kabupaten Lebak 14-18 Desember 2022

Berita Lebak - Lebak Ekonomi Kreatif (Leekraf) menggelar festival...

Pakai Trail Kuning, Ini Aksi Eksentrik Sachrudin ‘Nyoride’ bareng Penghobi Motor di Kota Tangerang

Tangerang - Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin berkesempatan turun...

Restoran Dinasty Berganti Nama Star Kitchen Celcius; Tak Ada Alkohol, yang Ada Makan Sepuasnya!

Cilegon - Restoran Dynasty yang berlokasi di Jalan Sultan...